Jumat, 26 Mei 2023

Bekal Hidup Bajik dilihat dari Perspektif Trihita Karana

 1. Pengantar 

        Trihita Karana (THK) menjadi landasan dalam pengembangan lembaga Undiksha Singaraja, sebagai perspektif dalam melihat relasi manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta dan manusia dengan Tuhannya. THK dijadikan basis terutama dalam pengembangan keilmuan (menyangkut tiga komponen: ilmu-ilmu manusia, Ilmu-ilmu Alam, Ilmu-ilmu ketuhanan (filsafat/metafisik). Kita dapat uraikan satu persatu dan dicari sarinya untuk dapat dijadikan pegangan hidup sederhana. Berikut akan dibahas dalam kajian spekulaktif, dengan pendekatan kesadaran kritis. Tentu lebih banyak bersifat  kebenaran falsifikasi dalam uraian ini.   

2. Hubungan manusia dengan alamnya:

     Bagaimana logikanya sehingga dapat dihayati THK itu sebagai bagian hidup kita untuk menjadi manusia berkerakter dengan dasar kepribadian bangsa Indonesia (Asia Tenggara), dan dunia ikut kagum di dalamnya. 

      Penghubung berupa talisilaturahmi manusia dengan alam adalah ketulusan alam dalam memberikan sumbangan hidup pada manusia, anugrah pohon sebagai konsentrasi dalam hal ini, mewakili alam lainnya. Sang nafas (mengandung oksigen) didapat dari udara di alam yang sudah dutaburi bibit kehidupan, berupa oksigen. karena konsep manusia lahir dari unsur positif dan negaratif, tentu ada unsur positif dan negatif yang masuk di dalam bernafas. Pohon memberikan manusia oksigen, phon memberikan manusia dan makhluk hidup lainnya energi dan oksigen, oleh karena itu maka nafas harus dihayati sebagai sumberhidup (sadari nafas sebagai sumber hidup), dalam bernafas diketahui oleh akal manusia bahwa adanya oksigen karena terjadinya foto sintesis pohon dengan matahari, sehingga terserap energi dan keluar oksigen, bahkan dengan mengambil C0-2 dalam proses munculnya oksigen dan terseraonya energi untuk makhluk hidup di dunia ini. Semua tindakan Tuhan didasi oleh cinta kasih-sayang, pengabdian yang tulus, dan tanpa pamrih (lihat larnagn dan suruhan agama masing-masing yang kita anut). Kedarana nafas ada tuhan di dalamnya (good name everythings) menyempurnakan kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual manusia, karena sadar adanya sang nafas/Tuhan. Phon adalah yogin terbaik di dunia, dan yogin penuh dedikasi dan pengabdian dalam hidupnya, tidak banyak menuntut, hanya sadri jangan sakiti alam karena akan berpengaruh pada manusia itu sendiri. 

3. Hubungan manusia dengan Tuhannya

        Manusia dengan mendapat berkah dari alam (pohon dan tubuhan serta makluk hidup lainnya) adalah menjadikan dirinya dapat bertumbuh menjadi manusia sujati, karena di dalam dirinya ada kesadaran terhadap sang nafas. Mengendalikan emosi, hasrat, nafsu sebagaimana pohon berbuat pada disinya adalah hal yang sangat penting dilakukan dengan kesadaran sang diri sebagai pribadi yang utuh, kalau menggunakan ragawinya untuk mengikuti sang diri yang ada roh di dalamnya dan sadar nafas sebagai penghubung dan pengoneksitas dalam hidupnya. Manusia dengan akalnya dan jnyananya dapat mengetahui bahwa matahari begitu kasih pada dirinya, alam ini, dan isi dunia ini. Manusia sujati bukanlah tuntutan tuhan, tetapi tuntutan kesadaran manusia yang tahu, mengerti bahwa siapa dirinya, kemana tujuan dirinya, apa yang akan dibawa nanti setelah kembali, dan kesadaran lain akibatnya. bahwa kematian hanya membawa karma dan dharmanya ke alam lain. Di sinilah ada hubungan manusia (bhuwana alit dengan bhuwana Agung), seri manusia menuju seri alam dan roh alam. sehingga tidak ada perlu dirisaukan dalam hidup manusia Indonesia, karena kita hidup di "alam surga" tersedia apa yang kita mau cari: sumber makanan melimpah, alam darat dan laut  luas, energi ada setiap waktu, pohon dan tumbuhan berlimpah, tanaman obat melimpah dan sebagainya. Masalahnya  mengapa kita merasa selalu miskin dan kurang, itu karena definisi hidup dan kekuatan kita berlebih dan melampaui, atau ngikut pandangan materialistik. 

        Manusia sering memiliki persepsi, bahwa menganggap dirinya menentukan hidup orang lain, manusia se-olah-olah akan hidup abadi. masa depan anak ditentukan oleh cara hidup dan cara mereka merespons hidup, sehingga jangan rusak hidupnya dengan memanjakannya dengan kekayaan materi, sehingga otak, tubuh, rohani dan tenaganya tidak terpakai, sehingga jika art yang diwariskan habis, dia merasa dirinya tidak berguna dan kehilangan segalanya. jadi hubungan manusia dengan manusia terutama yang masih memiliki ikatn bathin kental akan meyengsarakan hidup kedua belah pihak secara permanen, karena ada hukum alam yang dilangga, yaitu manusia harus berpikir, bekerja, dan menahan emosi dan membangkitkan energi hidup dalam kehidupannya secara mandiri. 

4. Hubungan manusia dengan Tuhan

    Hubungan harmoni ditandai dengan menarik nafas dalam-dalam (pernafasan panjang), berarti dapat dilogikakan ada Tuhan dalam tubuhnya, oksgen masuk banyak maka otaknya akan seger karena penuh oksigen. Ada kesadaran Tuhan di dalanya, berarti manusia menjadi berkerakter dan berkepribadian "ketuhanan", jika beraga akan selalu ingat apa yang boleh dan apa yang tidak boleh sebagai manusia. 

    Manusia diajarkan tentang yang Hak dan yang Bathil, hak dan kewajiban, baik dan buruk, laki-perempuan (gender). Rta (hukum alam) bekerja di alam  karena memang itu hukum untuk alam, bukan hukum surga/nirwana, hukum untuk disini dan di alam ini. pahami wacana dengan sederhana, mana hak tuhan, mana hak manusia, mana hak Binatang, dan mana hak tumbuhan. Misalnya hak mencabut nyawa manusia adalah mutlak hak Tuhan, hak Manusia adalah mencabut nyawa binatang dengan dasar prikebinatangan, hak binatang berhak memakan tumbuhan yang dapat dimakan, jangan makan tanaman beracun (binatang tahu dia), manusia kalah dengan binatang dalam memilih dan memilah makan yang bisa dimakan atau diminum. Manusia makan Masroom (Jamur/Oong Kotoran sapi) itu beraditif (penyebab ilusi tak karuan) tidak boleh dimakan, tetapi banyak yang memburunya, sehingga dia kehilangan jati dirinya sebagai manusia yang hidup di dunia ini, berubah menjadi manusia hidup di dunia mimpi atau ilusi. jangan minum alkohol/arak itu minuman bhutakala, tetapi banyak melanggarnya, meminumnya melebihi bhutakala. Semuanya itu salah siapa, salahnya kita karena sering mengambil hak orang atau makhluk lainnya di dunia ini. Apalagi melanggar ajaran tuhan dengan alasan membela Tuhan, seperti paham teroris bunuh diri dengan motif membunuh orang lain, itu pasi salah. Karena Tuhan maha pengasih, pengampun, dan sebagainga (bajik dan bijak sana), mana mungkin gara-gara perpedaan harus dibunh manusianya. Bunuh manusia termasuk bunuh diri sendiri sama dengan pelanggaran hak, sehingga kita mengubah diri menjadi bathil. 

    Jadi pelanggaran mengambil hak Tuhan menjadi Hak manusia, sesungguhnya dilakukan oleh manusia yang kehilangan "hati nurani/hakim kecil yang bersemayam dalam diri", juga pelanggaran hakim Agung Tuhan yang mahaesa, dan juga pelanggaran hakim manusia (penegak hukum negara). Semuanya ini berawal dari loss human being, loss kontrol, menjadi tidak humanities, bahkan kita menjadi zoon politicon, "pertanyaannya demikian: siapa yang saya makan besok? bukan apa yang saya dapat makan besaok?" Di sinilah relasi kuasa memberikan jalan manusia untuk menghumbar nafsu dan menggledah hasrat", yaitu hasrat akan kedudukan, hasrat akan kekayaan, dan hasrat labido (wanita) dan status sosial untuk dihormati di dunia ini, dan nereka di alam sana. 

5. Simpulan dan Saran

        Simpulan: Sadari hubungan tiga dimensi dalam THK, bukanlah dalam konteks agama hindu, tetapi dalam konteks peradaban air di Asia Tenggara, pohon hulu air, simbolik Burung Garuda adalah identik dengan pohon beringin/pohon besar yang menjadi penyumbang oksigen dan air terbanyak, perlu disadari. Manusia sebagai pusat dalam hubungan harmoni itu, dengan kesadaran ditumbuhkan dari dalam sendiri, menuju hati semua manusia dan isi alam. Nafas-pohon-matahai, sebagai dasar logika dan emosi, serta spiritual dalam membangun manusia memiliki karakter manusia sujati (Caracter Building for Indonesia Now and Future, and to be came from ours self). Thanks for all.

        Saran-saran: Uraian ini sangat cocok untuk memahami situasi di tahun politik tahun 2024, presiden hanya satu, wakil presiden juga hanya satu. mengapa seluruh Indoensia bisa ribut dan apalagi saling caci dan saling bunuh karakter? Apakah ini wujud bangsa kita adalah selalu ingin jadi "raja"? atau wujud bangsa kita masih kurang kesadaran politik, sosial, dan ekonomi sebagai negeri surga? atau memang kita bangsa yang "Belog Ajum, sehingga selalu melihat rumput tetangga lebih hijau dari halaman sendiri?". Semoga kita tidak terpecah gara-gara kehendak keduduka, dan mendudukan yang kita hasrati. We are one in the world, universe, tatwan asi, kita semuanya basudara. terimakasih