Selasa, 02 Januari 2018

PERKEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN 



1. Pengantar

Koleksi perpustakaan sejarah perkembangannya dapat dilihat dalam koleksi perpustakaan pertama-tama pada beradaban bangsa Mesopotamia, eropa masih jauh tertinggal dalam hal Ilmu Pengetahuan pada sekitar 2000 tahun sebelummasehi. Walau dalam perkembangan terakhir akhirnya bangsa Barat dapat mengungguli peradaban Timur terkait dengan penghargaan sebuah produk pengetahuan. 

Perpustakaan dapat dikatakan merupakan presentasi dari peradaban bangsa terkait dengan penghargaan sebuah karya intelektual atau akademik.untuk itu dapat diketahui dari perkembangan perpustakaan sebagai tempat untuk menyimpan, memelihara, mereservasi bahan-bahan tertulis yang di dalamnya terkadung buah pikiran pengarangnya. 

2. Perkembangan Perpustaan Awal 

Perpustakaan diidentikkan sebagai tempat untuk membaca, belajar, atau mencari informasi rujukan. Pustakawan selalu hanya dimaknai sebagai pengelolaan dan pengawasan terhadap koleksi monograf (buku). Sejarahnya sudah 4000 tahun silam, para pustakawan di Mesopotamia telah menyimpan clay tablets sebagai media informasi yang selalu tersedia di perpustakaan. Beberapa ratus tahun kemudian clay tablets bertransformasi ke dalam bentuk yang lebih sempurna yaitu berupa  gulungan naskah yang terbuat dari kulit hewan seperti kulit rusa, kerbau, kambing, monyet dan kulit tumbuhan yang dapay digunakan untuk menulis. Gulungan naskah ini kemudian berubah secara perlahan-lahan ke dalam codexes atau lembaran naskah yang tersusun hingga akhirnya tercipta bentuk monograf atau buku  seperti dewasa ini. 

3. Perkembangan Terakhir

Jaman now perpustakaan bukan hanya menyimpan tumpukan monograf/buku penting saja, tetapi sudah menyediakan berbagai  kebutuhan pengguna perpustakaan. Dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesatnya, maka perpustakaan telah banyak menyediakan berbagai bentuk koleksi: foto-foto, rekaman (video), computer disk, film, dokumen karya seni dan teknologi,  dan bebrbagai bentuk koleksi elektronik dan bahkan situs/web dilola oleh pustakawan. 

Dengan demikian perpustakaan menjadi sebuah institusi yang memegang peranan penting dalam mengumpulkan, dan melestarikan berbagai bentuk rekaman/catatan informasi dari masa lalu misalnya naskah kuno, sampai yang terbaru berupa koran. akhirnya perpustakaan juga memiliki tugas untuk melestarikan (preservasi) dan jga  melindungi dan mengawetkan (conservasi) berbagai bentuk rekaman informasi dari ancaman kerusakan yang dapat menyebabkan hilangnya kandungan intelektual yang ada di dalamnya.  jadi pelestarian merupakan kegiatan sangat penting harus diperhatikan dalam perpustakaan. Library vreservation , bukan hanya menyangkut hal-hal teknis perpustakaan, namun meliputi suatu tugas managerial, meliputi:
1. Kebijakan dan strategi pelestarian koleksi/bahan pustaka.
2. Pemeliharaan tempat penyimpanan pustaka
3. Kebijakan pengembangan koleksi dan penyiangan bahan pustaka
4. Konservasi dan restorasi koleksi atau bahan pustaka 
5. Digitalisasi koleksi dan preservasi digital
6. Perencanaan penanggulangan bencana
7. Keamanan koleksi pustakaan
8. Pendidikan pemakai dan pustakawan. 

Konsep Preservasi bukan hanya berlaku untuk perpustakaan, tetapi juga berlaku bagi institusi seperti kantor arsip (seperti Gedong Kirtya), dan Museum. Hal ini dapat dilihat dalam UU/11/2010, tentang Benda Cagar Budaya. Oleh karena itu arsip, pustaka, dan museum diatur oleh negara demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. hanya saja masyarakat dan pemerintah belum memiliki kesadaran akan benda cagar budaya, sehingga dengan senjata proyek (sesungguhnya demi dapat fee), kantor dan gedung bersejarah dihancurkan begitu saja tanpa merasa berdosa. Seperti penghancuran Gedung Raad van Kertha Singaraja, diganti dengan taman dan apitsurang, dengan alasan berbagai alasan yang seolah-olah proyeklebih penting dari gedung cagar budaya. Demikian juga penghancuran beberapa asesoris bangunan kuno zaman kolonial di Pelabuhan Buleleng.


4. Simpulan 

Pemahaman pustaka dan pustakawan butuh paradigma baru demi terselamatkannya informasi-informasi penting yang ada dalam naskah-naskah kuno/klasik. Pustakawan bukanlah tukang jaga, dan tidak butuh banyak pemikiran, dibutuhkan seorang akademisi yang mengerti tentang perkembangan ilmu dan arti penting dari sebuah koleksi kuno, film, atau koleksi elektronik lainnya. 

Pustakawan, Orang Museum, dan Kantor Arsip memerlukan koordinasi yang baik, sehingga informasi-informasi penting dapat terselamatkan. Melihat pentingnya arsip/koleksi/benda cagar badaya dapat dipahami dengan baik "betapa baiknya koleksi,pengarsipan, pelestarian dan konservasi arsip dan pustaka yang terjadi di Universitas Leiden Belanda, karena hingga kini bangsa kita merdeka, tetapi sesungguhnya masih tetap terjajah oleh Leaden Belanda. Kita dapat belajar dari kolonial Belanda, tidak semuanya harus ditinggalkan, bahkan antibelanda dimunculkan (xenopobia). Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat mengarsip, menyimpan, dan mengkoleksi jejak masa lalunya, sehingga perdaban bangsa ini semuanya tergadaikan ke bangsa asing. 


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda