Short Account of the Island of Bali: Particularly of Bali Baliling, dalam, J.H. Moor, Notices of Indian Archipelago and Adjecent countries. Singapore, 1837:85-96.
Journal SEAS
MEDHURST, W.H. “Short Account of
the Island
of Bali : Particularly of
Bali Baliling, dalam, J.H. Moor, Notices of Indian Archipelago and Adjecent
countries. Singapore ,
1837:85-96.
Terjemahan (Made Pageh, 1997).
[hal.85] Tanah Bali terbagi menjadi delapan negara:
1. Buleleng, sebuah
daratan di pantai utara, dari daerah Sangsit di timur sampai Batemun di barat,
dan dikitari oleh rentetan gunung dari timur sampai sebelah barat:- daerah
subur dengan panjang sekitar 30 dan luas 10 mil.
Djambarana adalah termasuk kekuasaan dan membentang di
sisi barat, pada pantai selat Bali , berhadapan
dengan Banuwangi, dan diperbatasan dengan terdapat bagian yang berbukit-bukit.
Dua Negara ini memiliki penduduk sekitar 60-800.000 jiwa.
2. Carang- Assam,
berbatasan dengan di bagian baratnya, dan termasuk daerah ujung timur-laut
daratan, memanjang ke daerah selatan, sepanjang “Pahang-boer”, di selat Lombok,
ini adalah sea-port tonw yang paling prinsip dari “Negara”. Daerah ini adalah
daerah yang padat penduduknya, diitarim oleh pohon kelapa dan wilayah yang
hampir sama dengan daerah Buleleng.
3. Kalong-Kong,
berbatasan dengan Karang-assam, dan sepanjang daerahnya hanya ada satu kota pelabuhan “Casamba”.
Kota ini adalah negra tertua dan terpenting di Bali, raja dapat menjadi raja di
raja dari semua negara Bali, oleh karena itu memiliki keweangan menyetujui
segala sesuatu dan serimoni, tetapi tidak dalam lapangan bisnis masing-masing.
Penduduknya sangat sedikit dibandingkan dua terdahulu.
4.Gianjer, membentang di
selatan dekat kalong-kong, dan meluas tenggara daratan; ini adalah pemberian
setelah perang dengan Kalong kong, setalah terjadi perjanjian dibagi menjadi
dua negara. Melihat populainya saya kira hanya sekitar 10.000 jiwa.
5. Badong, selanjutnya
setelah Gianjer melingkupi sudut tenggara daratan. Negara yang sangat penting
bagi perdagangan, dan membuat kontrak perdagangan dengan pemerintah Belanda,
beberapa tahun yang lalu dalam rangka penjualan budak belian, untuk merekrut
pasukan lokal dipergunakan (disewakan) dalam perang Jawa. Negara ini banyak
memproduksi tembakau, dalam kualitas yang bagus, dan sarang burung walet, dalam
kualitas nomor dua, banyak populasi sekitar 100.000 jiwa.
6. Bangli, disebut juga Tanah Bali, kebun Bali adalah negara
daratan terbentang diantara dua puncak gunung di utara dan di selatan, dan
ditutupi oleh tanah lapang, dimana hawanya sangat dingin, dan tanah penuh
dengan buah-buahan (fruitful. Penduduknya sangat sedikit, sekitar 20-30.000
jiwa.
7.Mang Oei adalah negara luas, semuanya daratan, berbatagsan dengan
Badung dan Bangli di barat: Ini barang
kali berpenduduk paling padat berisi sekitar 150.000 jiwa.
8/ Tabanan, adalah
distrik luas juga, dikelilingi oleh Djambarana, dan di utara dan Barat, dan
oleh Mang Oei di timur, hanya sedikit memiliki daerah pantai di sana di coba
didirikan kota pelabuhan pantai, tetapi tidak dapat dipergunakan sebagai
sea-cost, dan kapal-kapal untuk berlindung, pembangunannya terus ditinggalkan.
Oleh karena itu sekarang
[hal.86] barang-barang
didatangkan dari Djambarana dan Buleleng. Penduduknya besar sekitar 200.000
jiwa.
Des jumlah penduduk Bali
sekitar 700.000 jiwa, yang mana pukul rata dari perhitungan dari masukan
beberapa orang di Bali . Dan persetujuan dibuat
dengan memperhatikan datangnya orang
Arab dari Surabaya
dengan negosiasi pada penguasa dengan pemerintah Belanda. Pengairan di beberapa
daratan Bali ada di puncak gunung, beberapa
ribu kaki di atas laut. Semuanya terdiri dari air yang dingin, dan pasang, dan
muncul dan jatuh di laut. Sangat dalam, tetapi tidak teratur, dari dasar
ditemukan sedalam 40-50, dan di lain tempat terkadang tidak dapat diukur
dalamnya memiliki ukuran beberapa ratus. Banyak di antaranaya sangat panjang,
dan di sekitarnya memiliki panjang melintas sekitar 4 mil, dan melingkar 12
mil; di banyak tempat berisi air untuk dipergunakan irigasi dan sangat sulit
menggunakannya; dan walaupun demikian banyak air diambil darinya. Namun tidak
menyusut. Bentuk seperti itu merupakan kekayaan bagi orang Bali ;
di sebuah negara, dimana tidak ada suangai-sungai besar dimana penduduk bebas
untuk kebutuhan sendiri dalam irigasi pada sawahnya.Ini seperti tidak mungkin
tanpa mereka mengerahkan banyak penduduk untuk itu. Bali
mengalami kelangkaan air, sungai tidak mencukupi. penduduk menampung air hujan
karena pada musim kemarau untuk memdapatkan air untuk kebutuhan penduduk sangat
sulit, oleh karena itu mereka menggunakan air secukupnya dan teratur. Dua musim
tanam dalam setahun, dan harga selalu baik adalah selalu rendah pada kebanyakan
distrik satu rupee per picul. Nama-nama danau disebut secara umum danoo, adalah antara lain; 1. Danoo
Batur, di timur dekat Bangli,; 2. Danoo Beratan, setelah itu, Danoo Boejan,
paling kecil; 4. Danoo Tamblingan, paling barat.
Sistem pemerintahannya sama yaitu bersifat monarkhi dan
turun-menurun-- kekuasaan raja tidak terbatas dengan dominasi adat dan hukun
negara. Ada hal
yang menarik pada beberapa keluarga raja
di Buleleng, perlu diuraikan: sekitar 12 tahun yang lalu, paman dari raja
sekarang bernama Gusti Moorah Gede Karang (Great Rock) bertahta di Buleleng;
pemerintahanya, barang kali tidak populer, dan dia telah dibunuh dalam
huru-hara di Jambarana. Dia digantikan oleh anaknya bernama Dewa Pahang,
dia berselisih dengan pamannya, raja dari Karang-Assam, mengirim utusan, jika
dapat bertemu dengannya akan meminum darahnya, dan adiknya juga akan
membakarnya sama-sama. Ketika raja Karang Assam, yang bernama Gusti Moorah
Lanang, keberatan terhadap hal itu, dia mengirim balasan kembali, itu jika dia
ingin mengambil Dewa Pahang, dia akan memotong kepalanya, dan memotongnya
kecil-kecil, lantas jika harapannya terkabulkan
dia akan membangun pura untuk memperingati (menyemayamkam) tulangnya, dan
membongkarnya jika ada orang yang menyembunyikan. Terus dia ingin berperang,
dan seluruh rakyat Buleleng membelanya. Namun Lanang diusir dari negaranya, dan
seluruh pembesar dari Karang Assam
mengecamnya. Sampai kemudian, waktu yang nahas, Dewa Pahang, jatuh cinta kepada
adiknya, dan terjadi pertemuan incest
dengan putri adik kandungnya sendiri, rakyatnya meninggalkannya, dan mereka
memohon pada raja kelungkung, untuk mengembalikan padanya untuk membantu
mendapatkannya. Pada keadaan itu Lanang beruntung, dapat memberikan kekuasaanya
pada iparnya, dia bertemu iparnya dan berkata, “apakah kamu sekarang jadi
meminum darahku? , dan saya bermaksud memotong kepalamu, tetapi saya tidak
melakukan hal itu, dan memberikan pukulan”. Berkata demikian dia memotong
kepala Dewa Pahang, dan memotongnya kecil-kecil bagian tubuhnya dikirim pada
raja, dia tidak dapat berbuat apa-apa. Setelah itu, dia berkata kepada
rakyatnya saya berjanji pada rakyat saya, antara lain: membangun pura untuk
tulangnya dan menyemayamkannya: dia juga berkata “ayo kita pergi ke Buleleng
dan dapatkan dia”. Rakyatnya, tidak memiliki rencana untuk melakukan hal itu,
hadapi sekarang kekuatan Buleleng; dan juga, lawan mereka berperang, dia
mengajak banyak pengiring, hingga akhirnya mereka sampai di rumah kayu. Di sini
dia mengadakan perayaan, dan mengadakan pengangkatan kelas-kelas tertentu. Dia
pergi ke pelataran pura, 50 orang serta 50 pengiring lainnya, melakukan upacara
ala hindu diikuti oleh beberapa orang sasak dari Lombok. (Made Pageh).
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda