Minggu, 15 Juli 2018

Short Account of  the Island of Bali: Particularly of Bali Baliling, dalam, J.H. Moor, Notices of Indian Archipelago and Adjecent countries. Singapore, 1837:85-96.


Journal SEAS
MEDHURST, W.H.  “Short Account of  the Island of Bali: Particularly of Bali Baliling, dalam, J.H. Moor, Notices of Indian Archipelago and Adjecent countries. Singapore, 1837:85-96.
Terjemahan (Made Pageh, 1997).
[hal.85]  Tanah Bali terbagi menjadi delapan negara:
1. Buleleng, sebuah daratan di pantai utara, dari daerah Sangsit di timur sampai Batemun di barat, dan dikitari oleh rentetan gunung dari timur sampai sebelah barat:- daerah subur dengan panjang sekitar 30 dan luas 10 mil.
            Djambarana adalah termasuk kekuasaan dan membentang di sisi barat, pada pantai selat Bali, berhadapan dengan Banuwangi, dan diperbatasan dengan terdapat bagian yang berbukit-bukit. Dua Negara ini memiliki penduduk sekitar 60-800.000 jiwa.

2. Carang- Assam, berbatasan dengan di bagian baratnya, dan termasuk daerah ujung timur-laut daratan, memanjang ke daerah selatan, sepanjang “Pahang-boer”, di selat Lombok, ini adalah sea-port tonw yang paling prinsip dari “Negara”. Daerah ini adalah daerah yang padat penduduknya, diitarim oleh pohon kelapa dan wilayah yang hampir sama dengan daerah Buleleng.

3. Kalong-Kong, berbatasan dengan Karang-assam, dan sepanjang daerahnya hanya ada satu kota pelabuhan “Casamba”. Kota ini adalah negra tertua dan terpenting di Bali, raja dapat menjadi raja di raja dari semua negara Bali, oleh karena itu memiliki keweangan menyetujui segala sesuatu dan serimoni, tetapi tidak dalam lapangan bisnis masing-masing. Penduduknya sangat sedikit dibandingkan dua terdahulu.

4.Gianjer, membentang di selatan dekat kalong-kong, dan meluas tenggara daratan; ini adalah pemberian setelah perang dengan Kalong kong, setalah terjadi perjanjian dibagi menjadi dua negara. Melihat populainya saya kira hanya sekitar 10.000 jiwa.

5. Badong, selanjutnya setelah Gianjer melingkupi sudut tenggara daratan. Negara yang sangat penting bagi perdagangan, dan membuat kontrak perdagangan dengan pemerintah Belanda, beberapa tahun yang lalu dalam rangka penjualan budak belian, untuk merekrut pasukan lokal dipergunakan (disewakan) dalam perang Jawa. Negara ini banyak memproduksi tembakau, dalam kualitas yang bagus, dan sarang burung walet, dalam kualitas nomor dua, banyak populasi sekitar 100.000 jiwa.

6. Bangli, disebut juga Tanah Bali, kebun Bali adalah negara daratan terbentang diantara dua puncak gunung di utara dan di selatan, dan ditutupi oleh tanah lapang, dimana hawanya sangat dingin, dan tanah penuh dengan buah-buahan (fruitful. Penduduknya sangat sedikit, sekitar 20-30.000 jiwa.

7.Mang Oei adalah negara luas, semuanya daratan, berbatagsan dengan Badung dan Bangli  di barat: Ini barang kali berpenduduk paling padat berisi sekitar 150.000 jiwa.

8/ Tabanan, adalah distrik luas juga, dikelilingi oleh Djambarana, dan di utara dan Barat, dan oleh Mang Oei di timur, hanya sedikit memiliki daerah pantai di sana di coba didirikan kota pelabuhan pantai, tetapi tidak dapat dipergunakan sebagai sea-cost, dan kapal-kapal untuk berlindung, pembangunannya terus ditinggalkan. Oleh karena itu sekarang

[hal.86] barang-barang didatangkan dari Djambarana dan Buleleng. Penduduknya besar sekitar 200.000 jiwa.

            Des jumlah penduduk Bali sekitar 700.000 jiwa, yang mana pukul rata dari perhitungan dari masukan beberapa orang di Bali. Dan persetujuan dibuat dengan memperhatikan datangnya orang Arab dari Surabaya dengan negosiasi pada penguasa dengan pemerintah Belanda. Pengairan di beberapa daratan Bali ada di puncak gunung, beberapa ribu kaki di atas laut. Semuanya terdiri dari air yang dingin, dan pasang, dan muncul dan jatuh di laut. Sangat dalam, tetapi tidak teratur, dari dasar ditemukan sedalam 40-50, dan di lain tempat terkadang tidak dapat diukur dalamnya memiliki ukuran beberapa ratus. Banyak di antaranaya sangat panjang, dan di sekitarnya memiliki panjang melintas sekitar 4 mil, dan melingkar 12 mil; di banyak tempat berisi air untuk dipergunakan irigasi dan sangat sulit menggunakannya; dan walaupun demikian banyak air diambil darinya. Namun tidak menyusut. Bentuk seperti itu merupakan kekayaan bagi orang Bali; di sebuah negara, dimana tidak ada suangai-sungai besar dimana penduduk bebas untuk kebutuhan sendiri dalam irigasi pada sawahnya.Ini seperti tidak mungkin tanpa mereka mengerahkan banyak penduduk untuk itu. Bali mengalami kelangkaan air, sungai tidak mencukupi. penduduk menampung air hujan karena pada musim kemarau untuk memdapatkan air untuk kebutuhan penduduk sangat sulit, oleh karena itu mereka menggunakan air secukupnya dan teratur. Dua musim tanam dalam setahun, dan harga selalu baik adalah selalu rendah pada kebanyakan distrik satu rupee per picul. Nama-nama danau disebut secara umum danoo, adalah antara lain; 1. Danoo Batur, di timur dekat Bangli,; 2. Danoo Beratan, setelah itu, Danoo Boejan, paling kecil; 4. Danoo Tamblingan, paling barat.

            Sistem pemerintahannya sama yaitu bersifat monarkhi dan turun-menurun-- kekuasaan raja tidak terbatas dengan dominasi adat dan hukun negara. Ada hal yang menarik pada beberapa keluarga  raja di Buleleng, perlu diuraikan: sekitar 12 tahun yang lalu, paman dari raja sekarang bernama Gusti Moorah Gede Karang (Great Rock) bertahta di Buleleng; pemerintahanya, barang kali tidak populer, dan dia telah dibunuh dalam huru-hara di Jambarana. Dia digantikan oleh anaknya bernama Dewa Pahang, dia berselisih dengan pamannya, raja dari Karang-Assam, mengirim utusan, jika dapat bertemu dengannya akan meminum darahnya, dan adiknya juga akan membakarnya sama-sama. Ketika raja Karang Assam, yang bernama Gusti Moorah Lanang, keberatan terhadap hal itu, dia mengirim balasan kembali, itu jika dia ingin mengambil Dewa Pahang, dia akan memotong kepalanya, dan memotongnya kecil-kecil, lantas jika harapannya  terkabulkan dia akan membangun pura untuk memperingati (menyemayamkam) tulangnya, dan membongkarnya jika ada orang yang menyembunyikan. Terus dia ingin berperang, dan seluruh rakyat Buleleng membelanya. Namun Lanang diusir dari negaranya, dan seluruh pembesar dari Karang Assam mengecamnya. Sampai kemudian, waktu yang nahas, Dewa Pahang, jatuh cinta kepada adiknya, dan terjadi pertemuan incest dengan putri adik kandungnya sendiri, rakyatnya meninggalkannya, dan mereka memohon pada raja kelungkung, untuk mengembalikan padanya untuk membantu mendapatkannya. Pada keadaan itu Lanang beruntung, dapat memberikan kekuasaanya pada iparnya, dia bertemu iparnya dan berkata, “apakah kamu sekarang jadi meminum darahku? , dan saya bermaksud memotong kepalamu, tetapi saya tidak melakukan hal itu, dan memberikan pukulan”. Berkata demikian dia memotong kepala Dewa Pahang, dan memotongnya kecil-kecil bagian tubuhnya dikirim pada raja, dia tidak dapat berbuat apa-apa. Setelah itu, dia berkata kepada rakyatnya saya berjanji pada rakyat saya, antara lain: membangun pura untuk tulangnya dan menyemayamkannya: dia juga berkata “ayo kita pergi ke Buleleng dan dapatkan dia”. Rakyatnya, tidak memiliki rencana untuk melakukan hal itu, hadapi sekarang kekuatan Buleleng; dan juga, lawan mereka berperang, dia mengajak banyak pengiring, hingga akhirnya mereka sampai di rumah kayu. Di sini dia mengadakan perayaan, dan mengadakan pengangkatan kelas-kelas tertentu. Dia pergi ke pelataran pura, 50 orang serta 50 pengiring lainnya, melakukan upacara ala hindu diikuti oleh beberapa orang sasak dari Lombok. (Made Pageh).

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda