Jumat, 11 September 2015

Pahlawan Nasional Mr. I GK Pudja

Pahlawan Nasional Mr. IGK Pudja yang ditetapkan pemerintah SBY tahun 2011 memiliki peran tersendiri di era globalisasi dan otonomi daerah. Beliau dapat dijadikan contoh dalam sejarah seorang tokoh nasional dari Bali yang beragama Hindu yang memiliki toleransi sangat tinggi dalam bergaul dengan teman seperjuangannya di sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam menetapkan dasar negara yang diabngun beliau menyadarkan
para pejuang lainnya agar mengganti isi sila pertama Pancasila yang termaktub dalam Piagan Jakarta, dengan mengusulkan agar berbunyi 'Ketuhanan Yang Maha Esa, tanpa ada  lagi "kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya". Pemikiran ini terkadung makna bahwa NKRI yang terbentuk adalah sebagai negara yang multikultur, sehingga sesuai dengan Moto Bhineka Tunggal Ikha", berbeda-beda tetapi satu adanya, unity in diversity, jangan dibalik seperti zaman Ordebaru.

Persoalan yang ada Buleleng sebagai pemilik pahlawan yang sangat brelien dan monumental itu tidak banyak memberikan perhatian setelah beliau diakui sebagai pahlawan nasional, kecuali hanya acungan jempol dan mungkin akan menjadi perhatian jika menguntungkan dari kampanye politik dalam ajatan pemilukada ke depan. Sebagai bangsa yang besar ditunjukkan dengan seberapa besar penghargaan kita terhadap jasa para pahlawan itu. Ukuran itu diabaikan karena dialihkan ke pertanyaan seberapa besar suara dapat diraup kalau memperhatikan sebuah isu atau persoalan yang ada. 

Dari perspektif nasionalisme dan pendidikan moral bangsa, pendidik tidak boleh lupa akan penggagas multikulturalisme itu, karena hakikat bangsa kita adalah bangsa yang besar karena perbedaan itu. Bagaikan sebuah taman nasional, tidak akan indah, harmoni, hidup, dan menyenangkan kalau taman hanya terdiri dari sejenis bunga saja. 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda