Jumat, 14 Oktober 2022

 SEJARAH UNSUR DAN GUNANYA UNTUK MENUJU MASA DEPAN MENYEJARAH.

1. Pengantar    

Banyak kalangan menganggap bahwa sejarah itu boleh-boleh saja ditulis semaunya penulis, karena memiliki subjektivitas sangat tinggi. Dalam kajian akademik sejarah sebagai sebuah ilmu untuk mengetahui masa silam, untuk kepentingan peradaban masa kini dan memetakan jalan masa depan yang sangat relatif. kecenderungan umum yang terjadi dalam sejarah dapat diketahui dari trend zamannya, sehingga masa depan sesungguhnya dapat dipetakan melalui sejarah. hanya saja tidak ada jawaban pasti terhadap masa depan itu bagaimana jadinya, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor berhubungan dengan peristiwa sejarah itu. dengan demikian ada unsur-unsur sejarah yang penting dipahami, dalam membedakan kajian sejarah dengan kajian lain dalam ilmu manusia. 

 2. Pembahasan 

Pengantar di atas mensyaratkan bahwa kita harus mengetahui apa saja unsur-unsur sejarah yang patut diperhatikan, syarat utama dalam menulis dan menganalisis sebuah karya sejarah. 

a. Unsur manusia: harus ada karena hanya manuia memiliki sejarah, sebagai invividu (otobiografi) atau pengalaman kolektif sebuah masyarakat (memory collective). Sejarah tidak dapat dilepaskan dengan manusia sebagai aktor dalam sejarah itu. agen yang ada sesungguhnya yang menggerakkan semua kejadian di bumi, karena tanpa manusia tidak ada sejarah dalam peradaban manusia, sejarah sebagai wujud membedakan manusia dengan binatang. sejarah adalah kemampuan manusia untuk mewariskan masa lalunya, sehingga kita tidak tertubruk pada tiang yang sama dalam mengarungi kehidupan individu atau bersama di masyarakat. 

b Unsur: Ruang (geografis) tanpa ruang yang jelas sulit menyebutkan apakah itu karya sejarah atau fiksi. Ruang bagian dari geografis atau nposisi subjek dalam wacana yang dibangun. 

c. Unsur Waktu, sejarah sesungguhnya ilmu urut waktu kejadian yang mengubah hidup manusia, baik jangka panjang maupun jangka pennek. sehingga kejadian manusia, tempat dan waktu sangat menentukan sebuah peristiwa apakah dapat disebut cerita sejarah atau mitos. 

d. Unsur Kausalitas, melihat sebua perkembangan atau keberlanjutan dari sebuah peradaban atau zaman, dapat diungkapkan menyitir panangan Hatta bahwa sejarah dengan wajib menerapkan unsur kausalitas, maka " tidak masalah disbutkan sebagai ilmu. 

        Sebagai ilmu tentu memiliki nilai guna, sehingga sejarah mau ditekuni oleh sejarawan, dapat diuraikan sebaga berikut:

a. Sejarah sebagai ilmu 

b. Sebagai media informasi untuk mengetahui masa lampau untuk masa depan yang lebih sempurna.

c. Sebagai profesi, sehingga banyak profesionalisme yang kajiannya sejarah. 

d. Sebagai pendidikan penalaran yang sangat baik

e. Sebagai alat untuk memanusiakan manusia, karena manusia menyejarah diharap tahu sejarah tahu posisi perkembangannya terakhir. Terutama dalam pengembangan masyarakat multikultural. 

    Sejarah bukanlah sekadar bicara bekas yang sudah terjadi, tetapi juga bicara sesuatu yang sedang menjadi, sehingga dalam bertumbauhnya sebuah kehidupan bersama, akan menjadi lebih bermakna jik sejarah dapat dipahami bukan hanya masa lampau yang sudah mati, tetapi masa kini dan masa depan yang sedang life di masyarakat kita, sedang dilakoninya. 

    Dengan sejarah harapan utama dititipkan melalui belajar sejarah adalah manusia "mau dan mampu belajar dari sejarah", bukan dapat belajar dari sejarah. 

    Sejarah sebagai ilmu humaniora, memberikan tauladan yang baik dan buruk, kebutuhan fisik dan atau kebutuhan rohani, diharapkan dalam menjalani kesujatian hidup yang menyejarah, seharusnya tidak mengutamakan "kulit ketimbang isi". jika kita makan untuk hidup di dunia ini, maka makanan yang hanya menghasilkan tenaga tidak ada jenyananya (kebajikannya), sama dengan menikmati kulitnya, tetapi jika makanan itu sebelum dimakan bahwa makanan itu ada karena jasa dari pepohonan, maka syukur terhadap tumbuhan dan matahari akan terjadi pada pribadi-pribadi yang "sujati". eling ring urip lan sang nguripi. Bahkan lebih jauh dari itu hidup dengan melakukan penghayatan sujati, bahwa nafas menarik oksigen dan mengeluarkan CO2 (karbon dioksida), itu terjadi rutin semasih hidup berkat jasa tumbuhan. jika rasa terimakasih pada tumbuhan tidak ada, bahkan kita dogmakan bahwa manusia adalah yogin terbaik, keliru kalau dilihat dari filsafat Tri Hita Karana, karena sang pohonlah menangkap energi matahri, sehingga manusia bisa makan dan hidup sehat. 

3. Analisis Praktis

Manusia wajib bersyukur dan berterimakasih pada matahari dan tumbuhan, karena ternyata sang nafas adalah anugrah tumbuhan, makanan dan oksigen adalah anugrah Tuhan melalui tumbuhan. Hubungan manusia dengan pohon dan matahari, serta nafas tidak dapat diputuskan satu dengan yang lainnya. Hubungan harmoni terjadi secara alami, dan manusia wajib setiap saat dimana saja kapan saja berterimakasih pada pohon dan matahari. Dengan demikian menjaga kelestarian alam dengan menanam pohon (Go Green) sesungguhnya wajib bagi kita semua, jika tidak memiliki rasa berdosa menebangi pohon yang memberikan kita oksigen, daun, bunga, buah, batang, umbi sebagai sumber hidup fisik dan rohani manusia, maka sesungguhnya tanda-tanda jaman kehancuran (rusaknya alam-rusaknya tubuh manusia) ini merupan pendidikan inderect role pada manusia oleh guru alam. 

Manusia sujati adalah manusia yang sadar pada hidupnya dan tujuan hidupnya, serta kebajikan hidup memberikan ruang pada generasi mendatang untuk hidup tidak sesak nafas. Pembangunan fisik seperti BTN Subsidi dengan tanah 80 m persegi, sesungguhnya negarawan, agamawan, dan akademi tidak hadir dalam merencanakan bantuan subsidi itu, jika hadir dan paham apa yang terurai di atas, maka bagaimana di sekitar ruang hidupnya tidak memberikan ruang untuk menanam pohon kehidupan (tukar oksigen dengan Karbor dioksida. Akan tumbuh generasi yang tidak selaras dan seimbang (harmoni) ke depan karena lingkungannya bagaikan "penjara" yang tidak memiliki ruang udara segar untuk bernafas yang memiliki kwalifikas seger. Kemungkinan hanya kalkulasi untung-rugi (Kapitalisme) yang menjadi acuan, sehingga kehidupan layak dan menyegarkan tidak terjadi. 

Bagaimana kita semua memiliki rasa "elergi" menebangi pohon, dan memiliki keyakinan bahwa karma sehat akan didapat (langsung/tidak langsung) dengan menanam pohon melebih yang kita tebang terjadi. 

Ajaran leluhur Bali yang dikategorikan tradisional, klenik, kuno, kolot oleh dunia modern, bahkan ingin dijadikan tontonan sebagai bangsa yang eksotik oleh kolonial Belanda pada zaman Baliseering, ternyata merupakan hisafat, pikiran, prediksi masa depan yang dapat disebut melampaun modernisme, sehingga dapat disebut postmodernisme. kearifan lokal dan lokal genius Bali, sesungguhnya merupakan bekal menuju masa depan jagaditha. Bahkan dapat menjadi "agama baru" menembus era modernitas ini. 

Peradaban air, melihat hutan sebagai "Palinggih tan katon", karena manusia tidak dapat melihat air yang ada di bawah akar pohon, simbol pujaan: Naga, Burung Garuda, Singa, Harimau, Gajah, semuanya adalah dalam konteks pesan bajik secara simbolik, bahwa hakikat hidup ditemui karena manusia tidak dapat lepas dengan air, oksigen, dan sumber mata air yang sangat disucikan. semuanya itu adalah peradaban asia tenggara, yang masih tersisa di Bali dan beberapa daerah di nusantara yang dianggap kuno, terbelakang dan sebagainya. 

4. Simpulan 

    Manusia adalah makhluk menyejarah, dengan sejarah manusia diberikan jalan untuk menjadi manusia sujati, dengan syarat bernafas panjang dengan memelihara sumber oksigen  (pohon juga sumber makanan/energi). Dunia ini dengan konsep THK akan dipahami secara sistemik, sehingga selalu memperhatikan hukum sejarah yaitu hukum kausalitasnya.  Nafas, pohon, makanan, dan nurani sebagai hakim kecil, sadar bahwa umur kita tidak panjang, sehingga kematian tidak membawa apa-apa, hanya saja akan mewariskan apa-apa, Ngudi kesempurnan dan kewicaksanaan adalah ajaran jawa yang melihat manunggaling kaula gusti, jagat gede jagat cilik nyawiji mering sariran insung, urip nguripi, weruh ring pinuju uripe". semoga. 







0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda